Edi Siswanto

Seorang bapak dengan 1 òrang istri dan 3 orang anak...

Selengkapnya
Navigasi Web
RUMAH SAKIT DI KAMPUNG TERPENCIL

RUMAH SAKIT DI KAMPUNG TERPENCIL

RUMAH SAKIT DI KAMPUNG TERPENCIL

Oleh

@die she is one to

Kisah ini terjadi sekitar 21 tahun lalu. Ketika itu saya selesai melaksanaan tugas sebagai guru daerah terpencil dan terisolir. Dikatakan terpencil karena lokasi wilayahnya yang memang diujung wilayah kabupaten dan hanya transportasi sungai (kelotok/perahu) dan speedboad yang bisa digunakan untuk menuju daerah tersebut kampung buas-buas namannya. Untuk menuju ke kampung itu diperlukan waktu tempuh tiga jam perjalanan yang dari ibu kota kabupaten. Ada kisah yang masih melekat diingatan saya (penulis) walau peristiwannya 21 tahun lalu. Baiklah kita awali kisahnya.

Ketika itu saya biasa setiap seminggu sekali pulang balik dari rumah saudara sebagai base camp untuk menuju kampung buas-buas dimana saya ditugaskan mengajar sebagai guru kontrak. Kebiasaan sekolah menyediakan perahu milik sekolah dari bantuan pemerintah pusat untuk sekolah terpencil untuk menjemput guru yang akan menuju sekolah tersebut. Alhamdulilah seperti biasa saya bersama teman-teman sesama guru lainnya dijemput dipelabuhan oleh paman sekolah untuk dibawa menuju sekolah tersebut. Alahmdulillah perjalanan lancar hingga sampai di tempat biasa saya menginab dirumah salah satu penduduk. Seperti biasa saya beserta teman-teman harus bermalam selama lima hari di kampung itu.

Setelah lima hari berlangsung tiba saatnya saya kembali lagi ke kota tempat sebagai base camp. Namun ternyata hari itu perahu sekolah yang biasa dipakai antar jemput sedang rusak sehingga harus mencari perahu sewaan. Saya mulai bertanya dimana saya bisa mencarter perahu untuk mengantarkan saya pulang ke? Maka salah seorang warga merekomendasikan untuk mencarter perahu milik amat. Sambil memberikan arahan bahwa rumah si amat itu diseberang rumah sakit. Serasa tidak percaya sayapun menanyakan ulang “apa rumah sakit?” orang itupun menjawab “ia terus saja disana akan rumah sakit dan rumah amad diseberangnya”. Antara heran dan terpana, dalam hati bergumam kampung seperti ini ada rumah sakit? Mungkin karen terisolir itu sehingga pemerintah daerah menyediakan rumah sakit. Tanpa berlama-lama akhirnya sayapun berjalansesuai dengan arah yang ditunjuk. Jauh sudah kaki melangkah tidak juga ketemu rumah sakit, hingga akhirnya sayapun bertanya seseorang mengenai rumah si Amad pemilik perahu. Ternyata orang yang saya tanyai itu si Amad pemilik perahu yang kebetulan sedang berdiri di depan halaman rumahnya. Yang bikin penasaran adalah rumah sakitnya dimana? Akhirnya saya pun bertanya kepada si Amad “katanya rumah sampian seberang rumah sakit, yang mana rumah sakitnya?” Si Amad pun langsung menunjuk rumah reot, terbuat dari kayu berada dipinggir sungai dengan kondisi yang sudah muring 45 derajat. Huuuuhhh rupanya itu toh rumah sakit yang dimaksud warga ternyata rumah sakit itu rumah yang sudah rusak parah.

# *maunya menulis pentigraf tapi kelewat jumlah karakter.

# stay at home

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post