Edi Siswanto

Seorang bapak dengan 1 òrang istri dan 3 orang anak...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mewujudkan Sampah dari Masalah Menjadi Berkah

Mewujudkan Sampah dari Masalah Menjadi Berkah

Mewujudkan Sampah dari Masalah Menjadi Berkah

Oleh

Edi Siswanto, S.Pd, M.Pd*

Pengelolaan sampah dewasa ini menjadi perhatian dunia, mengingat dampak yang ditimbulkan dari sampah sangat besar bagi kesehatan lingkungan. Sementara laju modernisasi telah melahirkan gaya hidup yang serba praktis dan ekonomis. Plastik menjadi salah satu produk industrialisasi paling populis dewasa ini, mengingat sifatnya yang praktis sebagai sebuah kemasan makanan ataupun produk sejenisnya. Namun dibalik sifatnya yang praktis dan ekonomis ini sampah plastik telah menyisakan masalah yaitu semakin menumpuknya sampah plastik rumah tangga. Ironisnya 50-70% sampah plastik rumah tangga yang dihasilkan ini berasal dari negara berkembang.

Menurut siaran Pers Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahwa tiap tahunnya kota-kota di dunia menghasilkan sampah hingga 1,3 milyar ton. Bahkan Bank Dunia memperkirakan pada tahun 2025 jumlah ini bertambah hingga 2,2 milyar ton. Indonesia sekarang menduduki peringkat ke 2 dunia sebagai penghasil sampah plastik setelah Tiongkok.

Sebagian besar manusia menganggab bahwa sampah itu masalah, sumber penyakit, bau maupun merusak keindahan lingkungan. Namun tak bisa dipungkiri juga banyak masyarakat yang justru menganggab bahwa sampah itu adalah berkah. Di negeri ini masih banyak masyarakat yang menggantungkan kehidupannya dari mengais sampah yang memiliki nilai ekonomis untuk dikumpulkan kepada pengepul dan selanjutnya akan di daur ulang.

Perlu kiranya meluruskan cara padang terhadap sampah yang selama ini dipandang sebagai benda tidak berguna yang perlu segera dimusnahkan dengan cara dibuang, dikubur ataupun dibakar sebagai cara praktis untuk memusnahkannya. Memang tidak salah membuang, mengubur maupun membakar sampah mengingat zat yang terkandung didalamnya berpotensi meyebabkan munculnya kuman maupun bau busuk yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan lingkungan. Namun yang perlu dipahami adalah bagaimana memperlakukan sampah ini dengan cara yang bijak kapan saatnya dikubur, kapan saatnya di daur ulang maupun kapan saatnya terpaksa harus dibakar, mengingat kurang tepatnya dalam memperlakukan sampah akan berakibat fatal terhadap lingkungan. Maka usaha pengelolaan sampah harus dipandang sebagai upaya preventif dalam menjaga kesehatan.

Manajemen pengelolaan sampah ini adalah sebuah proses untuk mengatur sirkulasi sampah dari sampah rumah tangga untuk dikelola melalui mekanisme yang benar. Didalam manajemen pengelolaan sampah dikenal melalui 3R dan berbasis masyarakat secara terpadu dengan melaksanakan pengelolaan dari sumber sampah. Adapun 3R adalah upaya yang meliputi kegiatan mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan mendaur ulang sampah (recycle). Pendekatan ini menjadi standar baku dalam penggelolaan sampah yang tentunya harus menjadi standar prosedur masyarakat dalam mengelola sampah.

Namun perlu disadari bahwa dalam mengatasi permasalahan sampah tidak cukup dengan pendekatan teknis sebagaimana pendekatan 3R, lebih dari itu diperlukan sebuah paradigma yang berbeda dari kebisaan sebelumnya yang bersifat mendasar. Pendekatan teknis akan bisa terlasana dengan baik apabila antara negara dan masyarakat ada kesamaan cara pandangan dan semangat yang sama bahwa pengelolaan sampah merupakan upaya preventif dalam menjaga kesehatan lingkungan.

Kalau sekarang kita melihat keberhasilan negara-negara Eropa dalam mengelola sampah sehingga mampu mewujudkan lingkungan yang bersih dan bebas sampah hal ini berangkat dari pengalaman masa kelam bangsa Eropa ketika di abad 9 sampai 10 mereka belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik. Kebiasaan menaruh sampah dapur didepan rumah-rumah mereka telah menjadikan kota-kota mereka sebagai kota yang kotor dan kumuh sehingga menyebabkan wabah penyakit lepra di kota mereka. Namun di sisi lain ketika itu Cordoba sebagai kota yang ada di wilayah kekuasaan Kekihilafahan Umayah telah memiliki sistem menyingkirkan sampah yang baik sehingga jalan-jalan di kota itu selalu tampak bersih dari sampah. Dari sinilah Eropa banyak belajar tentang manajemen pengelolaan sampah dan terus melakukan edukasi bangsanya hingga memiliki cara pandang baru tentang pentingnya mengelola sampah dan kemudian mampu menjelma menjadi budaya dan karakter masyarakat yang serius dalam mengelola sampah.

Proses edukasi kepada masyarakat dapat dilakukan pemerintah dengan melibatkan lembaga masyarakat maupun relawan tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik agar tercipta lingkungan yang bersih dari sampah. Edukasi ini perlu dilakukan secara masif kepada masyarakat disamping kebersihan dan kesehatan sebagai manfaat yang akan diperoleh namun juga perlu diingatkan kepada masyarakat bahwa keberadaanya sebagai makhluk di bumi sebagai khalifah fil’ardh, yaitu manusia yang memiliki tanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan sebagai perlindungan terhadap makhluk Allah selain dirinya.

Bagi pemerintah sebagai pelayan masyarakat memastikan keberadaan sistem dan instalasi pengelolaan sampah seperti penyediaan sarana bank sampah maupun tempat pengelolaan sampah akhir haruslah semakin digalakkan dan dikembangkan sampai pada lingkungan masyarakat terkecil. Pemerintah juga harus mencurahkan segala sumber daya agar sampah terkelola dengan baik dengan manajemen pengelolaan yang teratur dan terkontrol sehingga mekanisme ini dipastikan tetap berjalan dengan baik. Tentu perlu didukung dana yang dicurahkan untuk mengadakan instalasi pengelolaan sampah. Selain itu penting kiranya pemerintah juga mendorong para ilmuwan untuk menciptakan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan, mengadopsinya untuk diterapkan, sehingga pengelolaan sampah bisa efektif dan optimal terlebih dengan sentuhan kreatifitas bisa mengelola dan merubah sampah itu menjadi barang yang bernilai seni dan ekonomis. Kalau hal ini dilakukan maka sampah yang semula dianggab sebagai benda yang tidak berguna dan menimbulkan masalah, dengan pengelolaan yang baik maka sampah itu akan mendatangkan berkah karena nilai ekonomis dari sampah melalui daur ulang tersebut. Selain itu pengelolaan sampah yang baik tentu akan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Inilah keberkahan sesungguhnya ketika masyarakat dan negara bersinergi untuk mengelola sampah secara tertib dan teratur karena kebersihaan yang mereka ciptakan telah memberikan berkah berupa lingkungan dan masyarakat yang sehat. Wallahu a’lam bisswab

#*Pembina Laskar Sapu Bersih

# stay at home

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereen

25 Jun
Balas

Siap

27 Jun

Siap

27 Jun



search

New Post