Edi Siswanto

Seorang bapak dengan 1 òrang istri dan 3 orang anak...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGENANG AWAL PENGABDIAN  DI TANAH RANTAU

MENGENANG AWAL PENGABDIAN DI TANAH RANTAU

MENGENANG AWAL PENGABDIAN

DI TANAH RANTAU

Oleh

@die She is one to*

Beberapa waktu lalu di grup WA keluarga, kakak ipar yang juga seorang guru sekaligus mendapat amanah sebagai kepala SMPN 1 Salam Babaris, memposting foto anak-anak usia sekolah naik perahu (kelotok dalam bahasa banjar) sambil memberikan komentar inilah perahu yang dipakai anak-anak sekolah tempat saya (penulis) pernah mengajar di sekolah tersebut tepatnya SMPN 2 Candi Laras Utara Kabupaten Tapin atau orang mengenalnya kampung Buas-buas. Dinamakan kampung Buas-buas konon menurut masyarakat sekitar di daerah itu dulu banyak buaya yang sangat buas, maklum kampung tersebut berada di sepanjang anak sungai Barito yang menghubungkan ke kecamatan Daha Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang menjadi habitat buaya rawa.

Tidak lama sich penulis mengejar di daerah itu, karena saat itu status penulis adalah bujang, hehehe maksudnya status kepegawaian masih sebagai tenaga kontrak dibawah Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan. Sekitar kurang lebih tiga bulan penulis mengajar di tempat itu karena kebetulan tidak lama penulis mengajar di tempat itu SK CPNS penulis keluar sehingga harus pindah ke tempat tugas yang baru.

Unuk menuju SMPN 2 Candi Laras Utara kala itu hanya bisa ditempuh dengan transportasi perahu/ kelotok yang jarak tempunya sekitar 2,5 jam dari pelabuhan Margasari. Perjalanan yang sangat lama namun bagi penulis yang saat itu sebagai orang baru merasa asyik karena ada suasana yang berbeda dari suasana di kampung asal penulis. Banyak kesan yang penulis rasakan, mulai perjalanan yang harus menyisiri sungai, kampung dan barisan rumah khas banjar yang berjajar di pinggir sungai, tiada makan tanpa lauk ikan hasil tangkapan di sungai, masyarakatnya yang ramah dan kebetulan penulis tinggal di rumah salah satu ketua RT di kampung itu.

Yang unik dari kebiasaan anak-anak sekolah di kampung itu ketika pagi mereka harus dijemput menggunakan perahu sekolah dari bantuan pemerintah yang memang peruntukannya untuk opersional sekolah salah satunya antar jemput. Maklum rumah mereka ada yang diseberang sungai yang sangat luas dan tidak ada jembatan penghubung. Dan yang paling unik anak-anak di sana ketika hari pasaran yaitu setiap hari selasa banyak diantara mereka yang mbolos saat istirahat untuk pergi ke pasar yang memang lokasinya dekat dengan sekolah. Mungkin karena daerahnya terisolir maka satu-satunya hiburan masyarakat di sana setiap minggunya ya keramaian pasar. Di sinilah penulis banyak belajar memahami karakteristik dan kultur masyarakat di sana yang memang perlu waktu dan kesabaran untuk merubahnya dalam kaitanya membangun kesadaran akan pentingnya sekolah.

Peristiwa yang penulis ceritakan itu sekitar tahun 1999 ketika awal-awal penulis menginjakan kaki di tanah Borneo sebagai seorang guru perantauan di tanah Rantau yang kebetulan nama kota kabupatennya namanya Rantau Tapin. Namun sekarang menurut cerita kawan sesama yang pernah mengajar di sana daerah itu sekarang sudah bisa di tempuh dengan jalan darat dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Meskipun jalannya hanya memiliki lebar 1,5 meter dengan permukaan jalan yang disemen namun cukuplah untuk membuka akses daerah tersebut dari ketertinggalan pembangunan. Sekarang masyarakat di sana bisa keluar daerah tersebut kapan saja karena sudah tidak tergantung dengan transportasi sungai lagi. Tentang keberadaan perahu sekolah masih dimanfaatkan untuk keperluan tertentu saja sebagaimana yang tampak di gambar yang pernulis sertakan hasil cepretan kakak ipar penulis yang kebetulan ada kegiatan pertemuan kepala sekolah/ K3S di SMP tersebut.

Tentunya anak-anak didik yang pernah penulis ajar sekarang sudah ada yang berumah tangga bahkan punya anak mengingat begitu lamanya kenangan itu pernah mengisi cerita hidup penulis. Semoga mereka menjadi orang yang sukses serta bisa membangun kampungnya.

# *pernah jad guru kontrak 21 tahun lalu

# stay at home

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pengalaman yang luar biasa ya pak. salam literasi

22 Jun
Balas

Pengalaman yang luar biasa ya pak. salam literasi

22 Jun
Balas

Pengalaman yang luar biasa ya pak. salam literasi

22 Jun
Balas

Pengalaman yang luar biasa ya pak. salam literasi

22 Jun
Balas

Tksh...Salam juga pak

22 Jun

Mantap mas pengalamanya

23 Jun
Balas

Siap mas

23 Jun

Siap mas

23 Jun



search

New Post